Aku tersentak dari sekejap lelapku. Sekeletik bunyi hujan mulai berirama mencoba untuk menerobos atap rumbia pondok. Aku memandang kesamping dan keseluruh penjuru padang ilalang di sekitar. Tak ada dia. Menyuruk dibalik kelamnya malam. Benar-benar kelam.
Ku tengadah ke langit, mencoba mencari kemana bersembunyinya Sang Penyatu kami. Khawatir jika nanti Sang Ratu bertanya kenapa ia tak ikut bersamaku malam ini.
Air langit jatuh sekeletik. Seperti bocoran dari bak langit yang lepas tambalannya. Hanya sekeletik. Tapi iramanya memilukan ulu hatiku.
3 komentar:
hahahaha, lumayan bikin ngakak malam2
malem neng ocha, maaf genteng yh mau ditambel sebelah mana yh ?...hehehe...^_^
^romeogadungan: hahaha...puisinya lucu ya??
^andri: coba periksa kang, saya juga ga tahu sebelah mana yang bocor, kadang disini..kadang disana juga...di cek aja kang...^_^
Posting Komentar