Kamis, November 18, 2010

Ada Apa Dengan Perempuanku . . .

karena wanita ingin dimengerti. . .






”G… ada apa sih? Kamu sakit? Kok dari tadi diam aja?”

G menggeleng, ”Gak kok. G biasa aja..”

”Gak.. gak biasanya...”

G memalingkan wajahnya ke jalan raya melihat hiruk pikuknya jalan raya.  Han memandang syahdu pada gadis di sebelahnya. Teman-teman yang lain saling berpandangan tak mengerti.  G beralih menatap Han.

”Kenapa sih Han? Im okey...”

Han mendengus. Kali ini ia yang mengalihkan pandangan. G beranjak dari tempat duduknya mendekati yang lain.  Han pun beringsut menukar posisi duduknya.  Teman-teman yang lain masih belum mengerti apa yang terjadi diantara mereka berdua.

Hp G bergetar, nada deringnya terdengar mengalun. G terkesiap, mata Han memandang tajam. G selintas melihat tatapan itu namun berlalu menjawab panggilan,

                ”Halo..waalaikum salam, G lagi sama temen-temen, nanti aja ya.. iya deh...walaikum salam..”

Mata Han nanar mengekori langkah G. G tahu Han sedang mengamati. Dadanya  bergemuruh akan perilaku Han tapi sebisa mungkin ia berusaha bersikap wajar.

Yang lain paham akan ketegangan ini  tapi tak mau terlalu turut mencampuri. Mereka juga mencoba untuk bersikap biasa saja. Mencoba untuk berpura-pura sedang tidak terjadi apa-apa. G duduk di sebelah Nyt, diam. Nyt mulai bersuara mencoba untuk meredakan suasana. Dalam sekejap kehebohan tercipta, tapi tidak bagi G dan Han. Mereka tetap larut dalam kebisuan. Walaupun sesekali turut ikut tersenyum mendengar celoteh yang lain. Tapi kecut..

                ”Eh, dah sore nih, pada gak mo pulang... pulang yuk.. besok aku mo asistensi nih...”, ajak Na

                ”Yuk Na G juga mo pulang”, balas G cepat.

Han berdiri, ”Kamu pulang ama aku G, ada yang mo aku bicarain”, sanggah Han.

”G mo pulang ama Na Han. Udah sore”, bantah G sembari meraih tangan Na.
”G....”, tatapan Han tak beralih darinya. Kebingungan kembali ada di benak yang lain.
”Kalian berdua kenapa sih?”, maki Nyt keras.

Perlahan G melepaskan tangan Na, ” Kalian duluan saja. G pulang sama Han.”

Mata G berkaca. Hatinya berdegup keras berusaha menahan bulir yang menyesakkan dada. Na menarik tangan G  membuat tubuh G terhuyung ke belakangnya. Nyt meraih dan merangkul bahu G.
Mata Na tajam menatap Han, ”Kamu kenapa sih Han.?? Ini sudah mo Maghrib. Kalo mo bicara kenapa gak dari tadi.!!”

”Kamu gak usah ikut campur Na. Ini masalahku dengan G”, suara Han terdengar datar.
”Masalah kalian juga masalah bagi yang lain. Kamu lupa Han...basecamp ini ada untuk itu..”, emosi Na memuncak mendengar penuturan Han.  Vir mencoba melerai.
”Sudahlah Na. Jika Han dan G memang lagi ada masalah biarkan mereka berdua bicara.  Mungkin belum saatnya kita tahu.  Tapi kalian janji bicarakan masalah ini dengan kepala dingin. Jika kalian perlu kami akan selalu ada buat kalian. Han, janji... G akan baik2 aja...”

Han mengangguk. Perlahan, satu persatu mereka meninggalkan G dan Han yang masih berdiri mematung. Sekian detik tak ada sebuah kata yang terlontar, tak ada suara yang terdengar.  Hanya mata Han yang tak mau lepas menatap G, sedang G hanya mampu menundukkan wajahnya. Dalam.

Senja mulai menjelang, keheningan masih bersisa diantara mereka. Hanya tarikan nafas perlahan terdengar pelan. Selebihnya hanya desau angin malam yang mulai berhembus.

                ”Aku antar pulang, G”, terdengar Han berbicara.

G mengangkat wajahnya perlahan. Han berdiri di hadapannya mengulurkan tangan. G bangkit berjalan pelan mengikuti langkah Han di depannya. 
  

Tidak ada komentar: